MAKALAH WAWASAN AGRIBISNIS KOMODITI BAWANG MERAH - Tempat Berbagi Ilmu

MAKALAH WAWASAN AGRIBISNIS KOMODITI BAWANG MERAH

MAKALAH
WAWASAN  AGRIBISNIS KOMODITI BAWANG MERAH
DOSEN PENGAMPU : ISWAHYUDI,STP.MP

 










Di SusunOleh :
Moh Hatta: 2015.03.01.0.0001
Ainun nisak:2015.03.01.0.0015



PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
TAHUN 2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT tuhan yang selalu melimpahkan taufiq dan hidayahnya kepada kita, yang selalu memberikan petunjuk dan pertolongan kepada hamba-hamban-Nya yang manu mendekatkan diri. Ia maha pengasih dan maha penyayang.Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammaad saw, para keluarga , sahabat dan siapa saja yang mencintainya.
Selanjutnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen studi wawasan agribisnis yang dibimbing oleh LIA KRISTIANA,MP serta semua pihak yang telah banyak membantu kami, sehingga kami bisa menyusun tugas ini meskipun masih jauh dari kata sempurna.Kami telah berusaha untuk dapat menyusun makah ini dengan baik, namun kami pun menyadari bahwa kami sebagai manusia memiliki keterbatasan.Oleh karena itu jika didapati adanya kealahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi, maka kami mohon maaf dan mohon kritik beserta sarannya.
Akhirnya mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami sebagai penulis, semoga Allah SWT senantiasa menunjukan jalan yang lurus dan melimpahkan berkah serta ridha-Nya.Amin














                                                                                    Pamekasan, 16 mei 2017
                                               




                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan masalah........................................................................................... 1
C.     Tujuan ............................................................................................................ 1
D.    Manfaat ......................................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A.  Klasifikasi bawang merah.............................................................................. 2
BAB III:PEMBAHASAN
         A subsistem bawang merah................................................................................... 2

BAB IV:PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................................... 22
B.     Saran .............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agrarisdengan luas lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam. Di negara agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, apalagi dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Selain itu, ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan.
Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki berbagai tipe iklim, sehinggamemungkinkan untuk mengembangkan berbagai jenis hortikultura. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman semusim dan salah satu komoditas sayuran bernilai ekonomi tinggi yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari serta tidak sedikit memberikan sumbangan dalam peningkatan kesejahteraan
petani.
Kebutuhan akan komoditas ini semakin meningkat karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas ini. Selain dipakaisebagai bahan bumbu masakan, bawang merah juga digunakan sebagai bahan obat untuk penyakit tertentu. Karena kegunaannya sebagai bahan bumbu dapur dan bahan obat-obatan, maka bawang merah juga dikenal sebagai tanaman rempah dan obat (Wibowo,2008).
Prospek usahatani bawang merah berpola agribisnis cukup cerah, bahkan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, bawang merah diharapkan menjadi komoditas unggulan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dari sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi dapat mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat. Disamping itu, dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat juga akan memacu permintaan terhadap produk-produk pangan atau bahan baku yang sejenisnya semakin beragam. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkembangnya segmen-segmen konsumen tertentu terhadap permintaan produk sayuran yang bersifat spesifik, termasuk prospek pemasaran komoditas bawang merah (Sunarjono,2001).
            Pengembangan agribisnis hortikultura mempunyai keunggulan dibandingkan komoditas pertanian lainnya. Pertama dalam satuan luas lahan yang kecil dapat memberikan keuntungan besar. Kedua, dapat memberikan jaminan pendapatan yang tinggi.Petani merupakan pelaku dari proses produksi tanaman. Proses produksi tanaman dimulai dari perencanaan, persiapan lahan, pemilihan benih atau bibit, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Dalam perjalanannya petani dapat memahami sifat-sifat dan karakteristik tanaman yang diusahakannya, karena itu petani merupakan sumber informasi dalam proses produksi tanaman.
            Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan produk hortikultura seperti bawang merah diperlukan usaha peningkatan produksi yang mengarah kepada peningkatan efesiensi usaha atau produktivitas, mutu produk, keanekaragaman, dan kuantitas produk. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan penguasaan dan aplikasi ilmu dan teknologi pemanfaatan sumber daya alamsecara bijaksana dan optimal, pelaksanaan kegiatan dalam skala usaha yang layak, peningkatan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia dalam manajemen usaha serta peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan swasta dalam melaksanakan agribisnis hortikultura.
            Pengembangan hortikultura perlu terus dilaksanakan mengingat:
1.      Potensi lahan dan keragaman hayati yang memungkinkan pengembangan sayuran
2.      potensi permintaan sejalan dengan jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan. Konsemsi per kapita sayuran masih rendah ( 37 kg/ kapita/tahun dibandingkan standar FAO sebesar 73 kg/kapita/tahun).
3.      Peluang ekspor sayuran tinggi.
4.      peran sayuran sebagai sumber pertumbuhan: sumber pendapatan dan lapangan kerja masyarakat.

1.2.      Rumusan masalah
Dari uraian diatas maka permaslahan yang sering dihadapi masyarakat adalah bagaimana wawasan agribisnis yang dapat dikembangkan dari komoditas bawang merah.
1.3.      tujuan
            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah   mengetahui prospek dan awawasan agribisnis dan untuk mengetahui arah pengembangan agribisnis bawang merah.
1.4.      manfaat
manfaat bagi mahasiswa adalah sebagai bahan referensi,sedangkan bagi masyarakat adalah sebagai acuan agar masyarakat dapat mengetahui prospek dan arah pengembangan agribisnis bawang merah.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bawang merah merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini  diduga berasal dari Asia Tenggara yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya, bawang merah ini biasanya digunakan sebagai bumbu atau tambahan masakan yang bertujuan untuk memberikan cipta rasa khusus dalam masakan tersebut
Secara umumnya, bawang merah ini juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan dan senyawa yang sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga sekarang banyak menggunakan bawang merah ini sebagai bahan herbal dan juga tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan tubuh.  Secara sistematisnya bawang merah ini dapat diklasifikasi dan morfologikan sebagai sebagai berikut.
2.1 Klasifikasi bawang merah
Kingdom         : Plantae
Sub kingdom   : Tracheobionta
Super division : Spermatophyta
Divisio             : Magnoliophyta
Kelas               : Liliopsida
Sub kelas         : Lilidae
Ordo                : Lililales
Famili              : Liliaceae
Genus              : Allium
Spesies            :Allium cepa L. Var. Aggregatum




BAB III
PEMBAHASAN

Profil usahatani bawang merah terutama dicirikan oleh 80% petani yang merupakan petani kecil dengan luas lahan usaha < 0.5 ha. Berbagai varietas bawang merah yang diusahakan petani diantaranya adalah Kuning (Rimpeg, Berawa, Sidapurna, dan Tablet), Bangkok Warso, Bima Timor, Bima Sawo, Bima Brebes, Engkel, Bangkok, Philippines dan Thailand. Sementara itu, varietas bawang merah yang lebih disukai petani untuk ditanaman pada musim kemarau adalah varietas Philippines (impor). Puncak panen bawang merah di Indonesia terjadi hampir selama 6-7 bulan setiap tahun, dan terkonsentrasi antara bulan Juni-Desember-Januari, sedangkan bulan kosong panen terjadi pada bulan Pebruari-Mei dan November. Berdasarkan pengamatan tersebut, musim tanam puncak diperkirakan terjadi pada bulan April-Oktober.
Beberapa komponen teknologi budidaya tanaman bawang merah yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian, antara lain: (a) tiga varietas unggul bawang merah yang sudah dilepas, yaitu Profil usahatani bawang merah terutama dicirikan oleh 80% petani yang merupakan petani kecil dengan luas lahan usaha < 0.5 ha. Berbagai varietas bawang merah yang diusahakan petani diantaranya adalah Kuning (Rimpeg, Berawa, Sidapurna, dan Tablet), Bangkok Warso, Bima Timor, Bima Sawo, Bima Brebes, Engkel, Bangkok, Philippines dan Thailand. Sementara itu, varietas bawang merah yang lebih disukai petani untuk ditanaman pada musim kemarau adalah varietas Philippines (impor). Puncak panen bawang merah di Indonesia terjadi hampir selama 6-7 bulan setiap tahun, dan terkonsentrasi antara bulan Juni-Desember-Januari, sedangkan bulan kosong panen terjadi pada bulan Pebruari-Mei dan November. Berdasarkan pengamatan tersebut, musim tanam puncak diperkirakan terjadi pada bulan April-Oktober.
Beberapa komponen teknologi budidaya tanaman bawang merah yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian, antara lain: (a) tiga varietas unggul bawang merah yang sudah dilepas, yaitu varietas Kramat-1, Kramat-2 dan Kuning, (b) budidaya bawang merah di lahan kering maupun lahan sawah, secara monokultur atau tumpang sari/gilir, (c) komponen PHT - budidaya tanaman sehat, pengendalian secara fisik/mekanik; pemasangan perangkap; pengamatan secara rutin; dan penggunaan pestisida berdasarkan ambang pengendalian, serta (d) bentuk olahan - tepung dan bubuk.
Tujuan pengembangan agribisnis bawang merah mencakup: (a) menyediakan benih varietas unggul bawang merah kualitas impor sebagai salah satu upaya substitusi (pengurangan ketergantungan terhadap pasokan impor), (b) meningkatkan produksi bawang merah rata-rata 5.24% per tahun selama periode 2005 – 2010, (c) mengembangkan industri benih bawang merah dalam rangka menjaga kontinuitas pasokan benih bermutu, serta (d) mengembangkan diversifikasi produk bawang merah dalam upaya peningkatan nilai tambah.
Substansi pengembangan agribisnis bawang merah diarahkan pada (a) pengembangan ketersediaan benih unggul, (b) pengembangan sentra produksi dan perluasan areal tanam, serta (c) pengembangan produk olahan.
3.1 subsistem wwasasn agribisnis pada bawang merah
1.      Subsistem Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi, Teknologi, dan  Pengembangan Sumberdaya Manusia
pembuatan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian. Sarana produksi pertanian ini diperoleh petani dengan sistem pembelian atau dengan bantuan dalam bentuk kemitraan.
2.      Subsistem produksi dalam usahatani.
            Kegiatan pada subsistem ini meliputi pemilihan benih bawang merah, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen.
3.      Subsistem pengolahan hasil panen.
Penanganan lepas panen bawang merah pada tingkat petani pada umumnya baru sampai pada pengeringan bawang merah dan pengupasan kulit luar bawang merah, hal ini karena petani belum memiliki alat teknologi dan biaya yang cukup untuk melakukan pengolahan lanjutan. Untuk tingkat pengolahan lanjutan pada tingkat pedagang atau perusahaan, sehingga nilai tambah yang besar biasanya berada pada tingkat ini.
4.      Subsistem pemasaran hasil.
Pola pemasaran bawang merah melalui jalur pemasaran yang beragam, diantaranya bagi petani yang tidak melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan mitra biasanya pemasaran bawang merah dilakukan melalui pedagang pengumpul baik yang memfungsikan kelompok tani atau koperasi maupun yang tidak, ada pula yang langsung menjual produknya ke pabrik pengolahan atau langsung ke konsumen jika produk tersebut untuk langsung dikonsumsi. Bagi petani yang telah melakukan kemitraan usaha dengan perusahaan mitra pemasaran produk jagung dilakukan melalui kelompok tani atau koperasi, perusahaan mitra, pabrik pengolahan dan konsumen.Kelembagaan jasa pendukung agribisnis jagung pada umumnya adalah lembaga di tingkat petani dan lembaga di luar petani. Lembaga ditingkat petani terdiri dari kelompok tani dan koperasi, Lembaga di luar petani seperti pemerintah, lembaga keuangan, perusahaan dan lain-lain.








BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Bawang merah merupakan salah satu tanaman yang termasuk kedalam umbian tanah, dan juga tanaman yang memiliki perakaran yang serabut di bagian pangkal umbi. Tanaman bawang merah ini  diduga berasal dari Asia Tenggara yang menyebar luas keberbagai wilayah dan juga tempat lainnya, bawang merah ini biasanya digunakan sebagai bumbu atau tambahan masakan yang bertujuan untuk memberikan cipta rasa khusus dalam masakan tersebut.
Tujuan pengembangan agribisnis bawang merah mencakup: (a) menyediakan benih varietas unggul bawang merah kualitas impor sebagai salah satu upaya substitusi (pengurangan ketergantungan terhadap pasokan impor), (b) meningkatkan produksi bawang merah rata-rata 5.24% per tahun selama periode 2005 – 2010, (c) mengembangkan industri benih bawang merah dalam rangka menjaga kontinuitas pasokan benih bermutu, serta (d) mengembangkan diversifikasi produk bawang merah dalam upaya peningkatan nilai tambah.























DAFTAR PUSTAKA
Haryani, “Bertanam Bawang Merah” trubus , 266, 1992
Firdaus, Muhammad. 2007. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jogyakarta: Andi offset
Soetriono. 2003. Pengantar Ilmu Pertanian. Jember: Fakultas Pertanian Universitas Jember.