Generasi babu media social - Tempat Berbagi Ilmu

Generasi babu media social

Generasi babu media social

“ barang siapa yang mencintai sesuatu, maka dia akan menjadi budaknya “ al- imam ghazali dalam kitab minhajul abidin.
Arus globalisasi kini tak bisa di bendung lagi. Termasuk yang sangat berperan di dalam nya adalah kecanggihan teknologi. yap ITE atau teknologi informasilah yang sangat berpengaruh besar dalam perkembangan arus globalisasi.
Ketika kita berbicara masalah teknologi pasti takkkan lepas dari yang namanya hanphone/HP. HP bisa di bilang ikon terbesar dari teknologi, bagai mana tidak karna siapasih hari ini yang gak tau yang namanya HP? Atau siapasih hari ini yang tidah punya Hp? Jawabannya sudah bisa di pastikan, Cuma sedikit dari jutaan /ribuwan umat manusia yang tak tau / tak punya yang namanya Hp. Cuma mereka yang memang betul-betul tdak mampu dari segi ekonomi.  Dan ketika kita berbicara masalah Hp takkan lepas dari aplikasi / software yang di gunakan. Bermacam-macam produk dan merek Hp yang keluar setiap bulannya. Hanphone sangat terkenal ketika sudah menggunakan syistem oprasi android.
Dikalangan anak muda mempunya hp android sepertinya sudah menjadi hal yang wajib. Android metawarkan bayak hal-hal yang menarik di dalamnya. Termasuk di antaranya media social atau yang kita kenal bahasa gaulnya sosmed. media social telah menjadi fenomena baru selama 15 tahun terakhir. Penguna media social dari tahun ke tahun semakin meningkat. Media social sering orang orang sebut sebagai sarana mendekatkan yang jauh, karna media social bisa menghubungkan penggunanya dengan pengguna yang lain walau terpisah antar Negara, dulu kita Cuma bisa menghubungi kerabat atau orang dekat ita dengan cara mengirim surat, vonal,dan sms an. Ini dengan adanya media social kita bisa mendapatkan kabar orang terdekat kita secara tepat seakan-akan dia sedang bersama kita.
Sangat banyak apalikasi media social yang kini hadir di tengah-tengah kita. FACEBOOK, WHATSAPP, BBM, INSTAGRAM, TWITTER DAN IMO para pasuan media social yang sangat sering di gunakan anak muda.
Banyak hal-hal posiatif dari adanya media sosial, tapi walau pun hal itu banyak mendatangkan hal positif, pasti akan berbanding lurus dengan hal negatifnya juga. Bahkan sebagian kalangan menilai lebih banyak hal negatif nya. Tapi mungkin tergantung dari siapa yang menggunakan media tersebut.
Tapi yang sangat dia sayangan dari media social adalah penggunaan nya sangat berlebihan, disadari atau tidak waktu kita sehari-hari hamper di habis Cuma untu mengecek adanya pemberitahuan di akaun media social kita, bahkan dalam Studi lain mencatat waktu yang dihabiskan di media sosial setiap tahun dapat digunakan untuk membaca 200 buku.
Dengan hadirnya media social dunia yang dulu nya luas menjadi sempit. Sesempit genggaman tangan. Generasi sekarang sebih sering berada di dalam kamar bersama Hanphone nya dari pada berinteraksi secara nyata Kita, kita merasa cukup bersilaturahmi  dengan sekedar meng Inbox teman kita dari pada harus bertemu langsung dengan orangnya. Padahan dengan cara itu takan terbentuk hubungan emosional yang nyata, yah seperti namanya saja dunia maya, apa saja saja yang terjadi di dalamnya hanya ilusi termasuk hubungan yang tercipta di dalamnya. Bahkan terkadang kita lebih percaya terhadap orang yang kita Cuma mengenalnya di media social dari pada teman kita yang kita kenal sehari-hari.
Disadari atau tidak kita lebih banyak menghabiskan waktu kita Cuma untuk beraktifitas di media social dari pada menghabiskan Waktu dengan Temankita di Dunia Nyata, ita lebih tertari untu hanya sekadar chattingan di media social dari pada bertemu dan menghabiskan waktu bersama untuk secangkir kopi atau menonton. Bahan teradang kita rela menggadaian waktu untuk tuhan kita demi menunggu like atau komen teman kita, bahkan kita lebih sempat membaca status-staus tak penting di akaun media sosial kita dari pada kita membuka dan membaca Al-Qur’an, kita lebih takut kehilangan like pada status kita dari pda kehilangan waktu untuk sang pencipta. sungguh sangat miris. Jika kita kaitkan dengan dauh Al- Imam Ghazali di atas takpaknya sudah jelas generasi di jaman kita sudah banyak yang menjadi BABU MEDIA SOCIAL. Babu yang manut-manut saja. Bahkan jika boleh di katakan sabda media social seakan menandingi sabda tuhan. (vi)