MAKALAH TEORI – TEORI PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM - Tempat Berbagi Ilmu

MAKALAH TEORI – TEORI PENGEMBANGAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
TEORI – TEORI PENGEMBANGAN SISTEM
PENDIDIKAN ISLAM
Dosen pengampuh: Mafruha. M.Pd.I




DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: VI

·         SITI AISYAH (2016.00.01.0.0005)
·         HANIYAH (2016.00.01.0.00)
·         FIKRI AFIF (2016.00.01.0.0011)
·         MOH. FATHUR ROSI (2016.00.01.00)


FAKULTASAGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
2017


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnyalah penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Dalampenyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tafsir al qur’an .saya juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik,saran, atau usulan demi memperbaiki dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.




                                                                                                   Pamekasan27 Oktober 2017
                                                                                                                   Penulis









DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................. i                                          
Daftar Isi......................................................................................................... ii                                           
BAB I PENDAHULUAN                                                                                   
A.       Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................ 2
C.       Tujuan……………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...4                
A.    Pengertian Pendidikan………..……………………………………..5
B.     Teori Teori pendidikan………………………………………………6
C.     Sistem Pendidikan Islam…………………………….………………7
D.    Pensekatan Pensekatan Dalam Pengembangan Teori Pendidikan…………..……………………………………………...8
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………10
A.    SARAN……………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12














BABA I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pendidikan dalam bahasa lain, mereformasi dirinya sendiri sesuai tuntutan demokratisasi dan terutama perbaikan institusi-institusi pencetak aset-aset masa depan bangsa ini agar tidak seperti pendahulunya.Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut PBM (Proses belajar-mangajar) ialah sebuah kegiatan utuh terpadu(integral) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar.Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.Sehubungan dengan proses ini, setiap guru sangat diharapkan memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis.Hal lain yang perlu dimiliki oleh para pendidik adalah kompetensi dan profesionalisme keguruan yang sampai batas tertentu sering terlupakan oleh para guru.
            Dalam upaya mewujudkan proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien maka perilaku yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya didinamiskan secara baik.Pengajar hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar mampu mewujudkan perilaku belajar siswa melalui interaksi belajar-mengajar yang efektif dalam situasi belajar-mangajar yang kondusif.Pengetahuan pengajar terhadap teori-teori dalam dunia pendidikan sangatlah penting untuk membantunya di lapangan pendidikan yang dihadapkan pada anak didik yang beragam.Dengan pemaparan tadi, maka dirasa perlu untuk sedikit membahas teori-teori pendidikan untuk menambah pengetahuan guru sebagai bekal mengajar.
B.     Rumusan masalah

1.      Apa Pengertian Pendidikan?
2.      Apa Teori Teori pendidikan?
3.      Apa Sistem Pendidikan Islam?
4.      Apa Pensekatan Pensekatan Dalam Pengembangan Teori Pendidikan?
        C. Tujuan  
1. memahami pengertian pendidikan dalam islam
2. mengerti tentng system dan teori dalam pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN

A  Pengertian Pendidikan

              Pendidikan berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

B. Teori Pendidikan

          Kurikulum memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
teori pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan teori kurikulum dijabarkan berdasarkan teori pendidikan tertentu.Nana S. Sukmadinata (1997) mengemukakan 4 (empat ) teori pendidikan, yaitu
1.  Pendidikan klasik,
          Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti Perenialisme, Eessensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi pendidikan dari pada proses.
          Isi pendidikan atau materi diambil dari khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan, sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2.  Pendidikan pribadi
            Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada aspek intelektual (kurikulum subjek akademis),
3. Teknologi pendidikan
           Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
         Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan-keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para peserta didik belajar secara individual. Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan-keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada penyampaian dan pendalaman bahan.
4. Pendidikan interaksional
            Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada guru.
         Lebih dari itu, dalam
teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan, antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih sekedar mempelajari fakta-fakta.
          Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta-fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.

C. Sistem Pendidikan Islam
          Pendidikan Islam merupakan suatu upaya yang terstruktur untuk membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan konsekuensinya sebagai seorang muslim.

D.Pendekatan-Pendekatan dalam pengembangan Teori Pendidikan

            Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu:
1.  pendidikan sebagai praktik.
2. pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
          Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan
           Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya:
a. pendekatan sains.
b. pendekatan filosofi.
c. pendekatan religi. (Uyoh Sadulloh, 1994).

1. Pendekatan Sains
          Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.
         Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains
pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti:
(1) sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan;
 (2) psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar;
(3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien;
(4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien;
(5) evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa;
 (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi,
 teknologidanterutamapsikologi.Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.

2. Pendekatan Filosofi
         Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains.
              Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.
         Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:
(1) model filsafat spekulatif;
 (2) model filsafat preskriptif;
(3) model filsafat analitik.
Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.
          Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir. Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme. Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya:
 (1) perenialisme
 (2) esensialisme
 (3)progresivism
 (4)rekonstruktivisme.
           Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

3. Pendekatan Religi
          Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan.
          Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.
        Terkait dengan teori
pendidikan Islam, dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan Islam,
          Sementara itu, Ahmad Tafsir  merumuskan tentang tujuan umum pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri :
(1) memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan;
(2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat dan
(3) memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam gaib.
          Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru yang islami, proses pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan
yang tidak dapat di observasi dan diukur. Seperti yang kita ketahui bahwa indra dan rasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan.
          Al-Quran yang merupaka kitab wahyu dari Allah, sains tidak akan mampu mengujinya secara empiris, dan secara keseluruhan. Dalam surat Al-Baqarah dijelaskan kalau tidak salah ayat tiga(3)secara umum dapat kita golongkan bahwa kepercayaan orang mukmin terhadap terhadap segala yang ghaib, mendahului referensi terhadap perilaku yang dapat diobservasi. Orang -orang islam menerima sistem etika islam yang bersumber dari Al-Quran, karena datang dari Allah Yang Maha Ghaib, yang diyakini sebagai sistem etika terbaik, bukan hasil temuan empiris, juga bukan hasil eksperimentasi sains.
         Teori pendidikan Islam merupakan teori yang terintegratif yang berdasrkan pada prinsip-prinsip Qurani. Jadi teori pendidikan Islam tidak akan bertentangan dengan hasil-hasil sains bahkan dapat menerima dan memamfaatkan bagian-bagian dari sains bagi pelkasanaan operasional pendidikan. Sebagai contoh konsep tentang kejadian manusia sudah dijelaskan dalam Al-quran misalnya dari surat yasin dimana dasar pengetahuan ini bisa dijadikan pijakan untuk membuktikakanya secara empiris yang pada akhirnya apa yang dijelaskan oleh Al-Quran sesuai denga apa yangdibuktikan oleh sains. Dan masih banyak lagi contoh-contoh gambaran ilmu yang disebutkan dalam Al-Quran yang kebenarannya dibuktikan oleh sains.



BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan

        Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru yang islami, proses pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan
yang tidak dapat di observasi dan diukur. Seperti yang kita ketahui bahwa indra dan rasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan.


B.Saran

Dengan adanya perkembangan ilmu pendidikan islam dapat menambah kalitas sumber daya pemahaman umat islam yang semakin berkembang saat ini dan bisa menjadi patokan bagi kita mahasiswa(i),dan bisa dimamfaatkan kan poleh kita semua Amin.....











DAFTAR PUSTAKA




Muhaimin dan Abd Mujib,. Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya. 1993

Nurkancana, Wayan, dan Sumartana,Evalusi Pendidikan, Surabaya:PT Pustaka Setia 1986

Tafsir, Ahmad,. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Rosdakarya. 1994

Fadjar, A. Malik,  Pembaruan Pendidikan Islam, Jakarta:Cv Rosdakarya, 1998

Rosihon Anwar, dkk, Pengantar Studi Islam, Bandung : Cv Pustak Setia, 2009.