Disusum Oleh:
Kelompok VII
1. ABD QODIR (2016.00.01.0.0032)
2. TAUFIK AKBAR (2016.00.01.0.0004)
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Pamekasan 20 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan……………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...4
A. Penertian Dan Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam………………..5
B. Cakupan Kurikulum Pendidikan Islam……………………………….6
C. Asas Asas Kurikulum Pendidikan Islam…………………………….7
D. Kereteria Kurikulum Pendidikan Islam………………………………8
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………9
A. SARAN……………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan Kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian Filsafat Pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya. Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-amsalahnya. Ajaran dan pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadis, maka kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. ApaPenertian Dan Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam?
2. Apa Cakupan Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Apa Asas Asas Kurikulum Pendidikan Islam?
4. Apa Kereteria Kurikulum Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan Islam;
2. Untuk mengetahui ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam;
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam;
4. Untuk mengetahui isi kurikulum pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penertian Dan Hakikat Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari dan curere yang artinya tempat berlari. Selain itu, juga berasal dari kata curriculae artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Maka, pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Dalam pandangan tradisional disebutkan bahwa kurikulum memang hanya rencana pelajaran.Sedangkan dalam pandangan modern kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Dalam kalimat lain disebut sebagai semua pengalaman belajar.
Adanya pandangan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di sekolah disebabkan adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa kurikulum memang hanya rencana pelajaran.Pandangan tradisional ini sebenarnya tidak terlalu salah, mereka membedakan kegiatan belajar kulikuler dan kegiatan belajar ekstrakulikuler dan kokulikuler.Kegiatan kulikuler ialah kegiatan belajar untuk mempelajari pelajaran wajib, sedangkan kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler disebut mereka sebagai kegiatan penyerta.Praktik kimia, fisika atau biologi, kunjungan ke museum untuk pelajaran sejarah misalnya, dipandang mereka sebagai kakulikuler (penyerta kegiatan belajar bidang studi).Apabila kegiatan itu tidak berfungsi sebagai penyerta, seperti pramuka dan olahraga, maka yang ini disebut kegiatan di luar kurikulum (kegiatan ekstrakulikuler).
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang actual dan nyata, yaitu yang actual terjadi disekolah dalam proses belajar. Dalam pendidikan, kegiatan yang dilakukan siswa dapat memberikan pengalaman belajar, seperti berkebun, olahraga, pramuka dan pergaulan serta beberapa kegiatan lainnya di luar bidang studi yang dipelajari.Semuanya merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat.Pandangan modern berpendapat bahwa semua pengalaman belar itulah kurikulum.
Secara filosofis, hakikat kurikulum adalah model yang diacu oleh pendidikan dalam upaya membentuk citra sekolah dengan mewujudkan tujuan pendidikan yang disepakati. Kurikulum dengan pengertian di atas memberikan indikasi bahwa pedoman rencana pembelajaran tidak bersifat kaku.Kurikulum yang baik adalah yang dinamis, aktual, teoretis, dan aplikatif. Sebagaimana tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan, misalnya pendidikan bertujuan meningkatkan penguasaan pengetahuan siswa, pengembangan pribadi siswa, kemampuan sosial, dan atau kemampuan keterampilan. Dengan tujuan tersebut, sudah tentu kurikulum harus diarahkan untuk mencapainya.
Suatu kurikulum pendidikan, termasuk pendidikan Islam, hendaknya mengandung beberapa unsur utama seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan metode penilaian.Kesemuanya harus tersusun dan mengacu pada asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
B. Cakupan Kurikulum Pendidikan Islam
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan Islam pada hakekatnya merupakan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam.
Adapun ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan, kandungan, metode dan tehniknya yang bercorak agama.
2. Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik dari sisi intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
3. Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
4. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan denganb bakat dan minat peserta didik.
5. Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima perkembangan dan perubahan apabila dipandang perlu.
C.Asas Asas Kurikulum Pendidikan Islam
Suatu kurikulum tak terkecuali kurikulum pendidikan Islam harus mengandung beberapa unsur utama, seperti tujuan, isi mata pelajaran, metode mengajar dan penilaian.Kesemua unsur tersebut harus tersusun dan mengacu pada sumber kekuatan yang menjadi landasan dalam pembentukannya. Sumber kekuatan tersebut dikatakan sebagai asas-asas pembentuk kurikulum pendidikan.
Muhammad al Thoumy al Syaibany mengemukakan asas-asas pembentuk kurikulum sebagai berikut:
1. Asas religius/agama
Kurikulum pendidikan Islam yang diterapkan berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan adanya dasar ini kurikulum diharapkan dapat menolong peserta didik untuk membina iman yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kamu, yang jika kamu berpegang teguh kepadanya, maka kamu tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitabullah dan sunnah nabi-Nya” (HR. Hakim).
2. Asas falsafah
Asas ini memberikan arah tujuan pendidikan Islam. Dengan dasar filosofis maka kurikulum akan mengandung suatu kebenaran terutama kebenaran di bidang nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.
3. Asas Psikologis
Asas ini mempertimbangkan tahapan kejiwaan peserta didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi dan lain-lain, sehingga dengan landasan ini kurikulum bisa memberikan peluang belajar bagi anak-anak dan bagaimana belajar itu berlangsung, serta dalam keadaan bagaimana anak itu bisa memberikan hasil yang sebaik-baiknya.
4. Asas Sosiologis
Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan terhadap peserta didik, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan kemahiran yang akan menambah produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam membina umat dan bangsanya.
Selanjutnya perlu ditekankan bahwa satu asas dengan asas lainnya merupakan suatu kesatuan yang integral sehingga dapat membentuk kurikulum pendidikan Islam yang terpadu, yaitu kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pengembangan anak didik dalam unsur ketauhidan, keagamaan, pengembangan pribadinya sebagai individu dan pengembangannya dalam kehidupan sosial.
D. Kereteria Kurikulum Pendidikan Islam
Berikut kereteria kurikulum pendidikan islam menurut An Nahlawi :
a. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam yakni ikhlas, taat beribadah kepada Allah, merealisasikan tujuan fisik, psikis, sosial dan budaya.
b. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insane sehingga memiliki peluang untuk mensucikan dan menjaganya dari penyimpangan serta penyelamatan.
c. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan dengan pola hidup islami.
d. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodesasi perkembangan peserta didik terutama karakteristik anak-anak.
e. kurikulum hendaknya bersifat realistik atau dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam kehidupan negara tertentu.
f. Dalam berbagai pelaksanan, aktivitas, contoh yang ada dalam kurikulum harus memelihara kebutuhan nyata kehidupan bermasyarakat dengan tatap cita yang ideal Islami, seperti rasa syukur dan harga diri sebagai umat islam.
g. Kurikulum hendaknya bersifat luwes sehingga dapat disesuaikan berbagai situasi dan kondisi serta perbedaan individual dalam menangkap dan mengolah bahan pelajaran.
Ahirnya, dari pembahasan mengenai prinsip dan kriteria kurikulum pendidikan islam di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan. Pertama, sejumlah mata pelajaran yang akan di sampaikan kepada anak didik telah tertata rapi dengan beberapa prinsip dan kriteria dari kurikulum. Kedua, filsafat pendidikan islam berperan sebagai penentuan tujuan umum pendidikan yang dapat memberikan arah tujuan pendidikan islam sehingga di dalam kurikulum mengandung suatu kebenaran yang berupa nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hakekat kurikulum pendidikan Islam adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk materi pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan dengan mengacu pada nilai-nilai ajaran Islam.
2. Asas-asas kurikulum pendidikan Islam meliputi; asas religius/agama, asas falsafah, asas psikologis dan asas sosiologis.
3. Berikut kereteria kurikulum pendidikan islam menurut An Nahlawi:
a. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam yakni ikhlas, taat beribadah kepada Allah, merealisasikan tujuan fisik, psikis, sosial dan budaya.
b. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insane sehingga memiliki peluang untuk mensucikan dan menjaganya dari penyimpangan serta penyelamatan.
c. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum hendaknya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan dengan pola hidup islami.
d. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodesasi perkembangan peserta didik terutama karakteristik anak-anak.
e. kurikulum hendaknya bersifat realistik atau dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam kehidupan negara tertentu.
f. Dalam berbagai pelaksanan, aktivitas, contoh yang ada dalam kurikulum harus memelihara kebutuhan nyata kehidupan bermasyarakat dengan tatap cita yang ideal Islami, seperti rasa syukur dan harga diri sebagai umat islam.
g. Kurikulum hendaknya bersifat luwes sehingga dapat disesuaikan berbagai situasi dan kondisi serta perbedaan individual dalam menangkap dan mengolah bahan pelajaran.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2006.
Muhammad Ali al-Kahwli, Qomus Tarbiyah, English-Arab, Beirut:Daral’Ilm
almaliyyin,tt.
Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979
Abdul Azis, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2006.
Oemar Muhammad al Toumy al Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1979.
http://mts-ma-walisongo-ngabar-ponorogo.blogspot.com/2011/04/hakekat-kurikulum-
pendidikan-islam.html, diakses tanggal 14 Juli 2012.
Muhammad Athiyah al-Abrasy, Tarbiyah Islamiyah wa falasifuha, Kairo: al- Habibi, 1969
Abdul Mujib dan Mudzakkir Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006
comment 0 komentar