DISUSUN OLEH:
KELOMPOK: III
1. ABD QODIR (2016.00.01.0.0032)
2. TAUFIK AKBAR (2016.00.01.0.0004)
3. NUR AINI AFIDAH (2016.00.01.0.0018)
FAKULTASAGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnyalah penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Dalampenyusunan makalah ini penulis mendapatkan banyak tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bias teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai tafsir al qur’an .saya juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik,saran, atau usulan demi memperbaiki dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pamekasan 20 oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan……………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...4
A. Pengertian Metode Tafsir Ijmali……………………………………..5
B. Ciri-Ciri Metode Tafsir Ijmali………………………………………6
C. Kelebihan Tafsir Ijmali……………………………….………………7
D. Kekurangan Tafsir Ijmali……………………………………………...8
E. Kitab-Kitab Tafsir Ijmali……………………………………………..9
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………10
A. SARAN……………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alquran datang ke hadapan kaum Arab kala itu dengan format dan uslub yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya serta keindahan gaya bahasa yang tak tertandingi oleh para tokoh dan pakar bahasa waktu itu. Kitab suci ini telah menantang para pujangga dan tokoh-tokoh penyair Arab untuk membuat tandingan bagi Al-Quran, mulai dari terberat/membuat satu saja:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(38)
Atau (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."(Q.S. Yunus : 38), .
Alquran laksana samudera yang keajaiban dan keunikannya tidak akan pernah sirna ditelan masa, sehingga muncullah bermacam-macam tafsir dengan metode yang beraneka ragam pula. Perkembangan sejarah Alquran telah mengalami kemajuan pesat, baik pada keberadaan dan eksisitensi Alquran itu sendiri, maupun kajian-kajian yang berhubungan dengannya.Lebih dari seratus cabang ilmu pengetahuan yang bersumber dari Alquran, dan salah satunya adalah tafsir AlquranalKarim.
Dalam makalah sederhana ini, akan dikemukakan insya Allah, salah satu metode penafsiran yang sering kita dengar, yakni metode penafsiran ijmali, serta selanjutnya akan dibahas bagaimana penafsiran dengan metode ini serta kelebihan dan kekurangan metode ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Metode Tafsir Ijmali
2. Apa Ciri-Ciri Metode Tafsir Ijmali
3. Apa Kelebihan Tafsir Ijmali
4. Apa Kekurangan Tafsir Ijmali
5. Apa Kitab-Kitab Tafsir Ijmali
C. Tujuan
a). Memberikan penyajian tentang metode tafsir ijmali
b). Mengetahui seluk-neluk permasalahan tentang tafsir ijmali
c). Menyajikan metode tafsir ijmali dalam perkembangan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Tafsir Ijmali
Tafsir adalah keterangan atau penjelasan tentang ayat-ayat Al-Qur`an agar maksudnya lebih mudah dipahami. Sedangkan menurut istilah, tafsir adalah upaya seseorang untuk menjelaskan makna dan maksud dari ayat-ayat Al-Qur`an sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, menurut kadar kepampuannya.
Ijmali berasal dari kata ijmal yang disertai dengan ya nisbah. Kata tersebut berasal dari kata kerja jamalaatauajmala yang berarti jama’ahu ‘an tafarruqin (mengumpulkannya). Kata ajmala juga semakna dengan kata mujmal.Istilah ini sering digunakan untuk menyebut“kalimat yang singkat”.Sedang fungsi dari ya nisbah tersebut adalah menunjukkan sifat. Kata ijmal dalam bahasa Indonesia berarti global, sehingga arti kata ijmali adalah bersifat global.
Jadi tafsir ijmali adalah tafsir yang bersifat global.Tafsir/penafsiran ini bersifat global, karena menggunakan metode ijmali/global.
Dalam KBBI disebutkan bahwa makna metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Adapun kata global mempunyai arti: secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa makna metode ijmali (dalam tafsir) adalah cara yang digunakan oleh mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran, yaitu dengan menafsirkannya secara garis besar dan keseluruhan.
Menurut Prof.DR. M. Quraish Shihab, metode ijmali (global) adalah cara penyajian penafsiran secara global dan singkat sehingga terasa oleh pembacanya bagai tetap berada dalam gaya dan kalimat-kalimat Al-Quran.
Ada juga yang memberi takrif sebagai berikut: metode ijmali adalah metode seorang mufassir dalam mengemukakan makna ayat secara umum, tidak panjang-lebar dan terperinci, seperti i’rab, balaghah, fawaid, dll.
Urutan penafsiran dalam metode ijmali ini sesuai urutan dalam mushaf.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa makna tafsir ijmali adalah keterangan ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan urutan surat-surat dalam mushaf secara ringkas dan menyeluruh, dengan menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dan ringkas, sehingga mudah untuk dipahami.
Pada penafsiran ini kadang-kadang juga disertakan keterangan tentang hal-hal yang dianggap perlu, seperti lafal-lafal yang asing, sebab nuzul, cerita, atau hadits.
B. Ciri-ciri metode ijmali
Ada beberapa cirri yang bisa kita lihat untuk mennentukan sebuah tafsir yang menggunakan metode tafsir Ijmali.Diantaranya ;
1. Urutannya sesuai dengan urutan mushaf.
2. Mufassir langsung menafsirkan ayat al-Qur’an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan dan penetapan judul
3. Setiap surat dibagi menjadi kelompok-kelompok ayat, lalu ditafsirkan secara ringkas dan global.
4. Sebagian lafal dari ayat menjadi pengait antara nash ayat dengan tafsirnya.
5. Lafal dan bahasanya tidak jauh dari nash Al-Quran.
6. Mufassir tidak banyak mengemukakan pendapat dan idenya
7. Mufassir tidak banyak memberikan penafsiran secara rinci tetapi ringkas dan umum, meskipun pada beberapa ayat tertentu memberikan penafsiran yang agak luas, namun tidak pada wilayah analitis.
C. Kelebihan metode tafsir ijmali
Dalam kaitan ini metode global dalam penafsiran Al-Qur’an memiliki kelebihan. Di antaranya adalah sebagi berikut :
1. Praktis dan Mudah dipahami
Tafsir yang menggunakan metode ini terasa lebih praktis dan mudah dipahami. Tanpa berelit-belit pemahaman Al-Qur’an segera dapat diserap oleh
2. Bebas dari penafsiran israiliat
Dikarenakan singkatnya penafsiran yang diberikan, tafsir ijmali relatif lebih murni dan terbebas dari pemikiran-pemikiran israiliat. Bahkan akan lebih terjaga dari intervensi pemikiran-pemikiran yang kadang tidak sejalan dengan martabat Al-Qur’an.
Contoh tafsir ayat Isroiliyat
اذكر { إِذْ قَالَ يُوسُفُ لأَِبِيهِ } يعقوب { يَا أَبَتِ } بالكسر دلالة على ياء الإضافة المحذوفة والفتح دلالة على ألف محذوفة قلبت عن الياء { إِنِّى رَأَيْتُ } في المنام { أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا والشمس والقمر رَأَيْتُهُمْ } تأكيد { لِى سَاجِدِينَ } جمع بالياء والنون للوصف بالسجود الذي هو من صفات العقلاء .
Sementara kitab tafsir Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, Imam at-Thabari menyebutkan riwayat dari Jabir bin Abdullah ra, beliau berkata: Datang kepada Rasulullah SAW. seorang tukang kebun Yahudi, dan berkata: Ya Muhammad, beritakanlah kepadaku tentang bintang-bintang yang dimimpikan oleh Yusuf As.yang bersujud kepadanya, apa nama-nama bintang tersebut? Rasulullah SAW terdiam dan tidak menjawabnya.Hingga turun malaikat Jibril memberitahukan nama-nama bintang tersebut. Kemudian Rasulullah SAW pergi menuju tukang kebun tersebut dan berkata: Apakah kamu percaya jika aku beritahukan nama-nama bintang tersebut? Tukang kebun tersebut menjawab: Ya. Kemudian Rasulullah berkata: Bintang-bintang tersebut adalah Jurban, Thariq, al-Dzayyal, Dzul-Kanfan, Qabis, Watstsab,’Amudan, Filaq, Mushbah, Sharuh,Dzul-Fara’, Dhia dan Nur. Maka berkata Yahudi tersebut: Demi Allah iu adalah nama-namanya.
3. Akrab dengan bahasa Al-Qur’an
Uraian yang dimuat didalam tafsir ijmali terasa amat singkat dan padat, sehingga pembaca tidak merasakan bahwa dia telah membaca kitab tafsir.Hal itu disebabkan karena tafsir dengan metode global ini menggunakan bahasa yang singkat dan akrab dengan bahasa kitab suci tersebut.
C. Kekurangan metode tafsir ijmali
1) Menjadikan petunjuk al-Qur’an bersifat parsial: al-Qur’an merupakan satu-kesatuan yang utuh, sehingga satu ayat dengan ayat yang lain membentuk satu pengertian yang utuh, tidak terpecah-pecah dan berarti, hal-hal yang global atau samar-samar di dalam suatu ayat, maka pada ayat yang lain ada penjelasan yang lebih rinci. Denganmenggabungkankeduaayattersebuatakandiperolehsuatupemahaman yang utuhdandapatterhindardarikekeliruan. Contoh: penafsiran ayat 11 surat Ar-Ra`du, dalam Tafsir Jalalain:
“لَهُ”لِلْإِنْسَانِ“مُعَقِّبَات” مَلَائِكَةتَتَعَقَّبهُ“مِنْبَيْنيَدَيْهِ”قُدَّامه“وَمِنْخَلْفه”وَرَائِهِ“يَحْفَظُونَهُمِنْأَمْراللَّه”أَيْبِأَمْرِهِمِنْالْجِنّوَغَيْرهمْ“إنَّاللَّهلَايُغَيِّرمَابِقَوْمٍ”لَايَسْلُبهُمْنِعْمَته“حَتَّىيُغَيِّرُوامَابِأَنْفُسِهِمْ”مِنْالْحَالَةالْجَمِيلَةبِالْمَعْصِيَةِ“وَإِذَاأَرَادَاللَّهبِقَوْمٍسُوءًا”عَذَابًا“فَلَامَرَدَّلَهُ”مِنْالْمُعَقِّبَاتوَلَاغَيْرهَا“وَمَالَهُمْ”لِمَنْأَرَادَاللَّهبِهِمْسُوءًا“مِنْدُونه”أَيْغَيْراللَّه“مِنْ”زَائِدَة“وَالٍ”يَمْنَعهُعَنْهُمْ.
[Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada suatu kaum] tidak mencabut dari mereka akan nikmatnya [kecuali mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka], dari sifat-sifat yang bagus dan terpuji menjadi perbuatan maksiat… .
Dengan penafsiran ayat 53 surat Al-Anfal:
“ذَلِكَ”أَيْتَعْذِيبالْكَفَرَة“بِأَنْ”أَيْبِسَبَبِأَنَّ“اللَّهلَمْيَكُمُغَيِّرًانِعْمَةأَنْعَمَهَاعَلَىقَوْم”مُبَدِّلًالَهَابِالنِّقْمَةِ“حَتَّىيُغَيِّرُوامَابِأَنْفُسِهِمْ”يُبَدِّلُوانِعْمَتهمْكُفْرًاكَتَبْدِيلِكُفَّارمَكَّةإطْعَامهمْمِنْجُوعوَأَمْنهمْمِنْخَوْفوَبَعْثالنَّبِيّصَلَّىاللَّهعَلَيْهِوَسَلَّمَإلَيْهِمْبِالْكُفْرِوَالصَّدّعَنْسَبِيلاللَّهوَقِتَالالْمُؤْمِنِينَ
sesungguhnya [Allah selamanya tak pernah mengubah nikmat yang telah dianugrahkan-Nya kepada suatu kaum] dengan menggantikannya dengan kutukan [kecuali mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka], yakni mereka mengganti nikmat itu dengan kekafiran.
2) Tidak ada ruangan untuk mengemukakan analisis yang memadai: Tafsir yang memakai metode ijmali tidak menyediakan ruangan untuk memberikan uraian dan pembahasan yang memuaskan berkenaan dengan pemahaman suatu ayat.
D. Kitab-Kitab Tafsir Ijmali
1) Tafsir Jalalain, karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin Asy-Syuyuthi
Tafsir Jalalain, termasuk tafsir bir Ra’yil mamduh. Mengunakan metode ijmali. Dfalam tafsir ini disebutkan juga asbabun nuzul, sebagian i’rab dan cara membaca lafal, dan kembalinya dhamir. Salah satu keistimewaan tafsir ini adalah tafsir ini sangat singkat dan padat.
2) Tafsir Ibnu Abbas.
3) Mushafush Shahabah Li Kalimatil Qur’an, karya Abdullah ‘Ulwan.
4) Taisiru Karimir Rahman, karya Abdurrahman As-Sa’di.
5) Al-Mushaf Al-Mufassar karya uastadz Muhammad Farid Wajdi.
6) At-Tafsirul Wadhih karya DR. Muhammad Mahmud Hijazi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ilmu tafsir Al-Quran dikenal 4 macam metode penafsiran, yaitu : metode tafsir tahlili, ijmali, muqarin dan metode tafsir tematik. Metode tafsir Ijmali dimaksudkan sebagai cara sistematis untuk menjelaskan atau menerangkan makna-makna Al-Quran baik dari aspek hukumnya dan hikmahnya dengan pembahasan yang bersifat umum (global), tanpa uraian yang panjang lebar dan tidak secara rinci sehingga mudah dipahami oleh semua orang mulai dari orang yang berpengetahuan rendah sampai orang-orang yang berpengetahuan tinggi.
Dalam sejarah penafsiran Al-Quran, metode tafsir Ijmali ini memperoleh keabsahan dari tafsir yang telah dicontohkan oleh Rasul Saw sendiri ketika beliau menerangkan ayat-ayat Al-Quran dengan penjelasan-penjelasan yang singkat, padat, dan tidak panjang lebar. Demikian juga penafsiran para sahabat tidak jauh berbeda dengan cara penafsiran Rasul Saw. Metode semacam itu dilakukan oleh Rasul Saw dan sahabat supaya pesan-pesan ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Quran dapat mudah dipahami dan tentunya untuk menghindari pemahaman-pemahaman yang keliru terhadap ayat-ayat Al-Quran.
Semua metode tafsir Al-Quran memiliki kelebihan dan kekurangan.Saya ambil satu contoh metode tafsir Ijmali yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya antara lain :
a. Jelas dan Mudah di pahami.
b. Bebas dari penafsiran Israiliyat.
c. Akrab dengan bahasa Alquran
Sedangkan kekurangannya antara lain :
a. Menjadikan petunjuk Al-Quran bersifat parsial.
b. Terlalu dangkal dan berwawasan sempit
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu kedepannya penulis akan lebih fokos dan details dalam menjelaskan makalah diatas dengan sumber sumber yang lebih banyak dan tertunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Menafsirkan al-Qur’an dengan Ijtihad. Jakarta: Referensi, 2012.
Baidan, Nashruddin. Metode Penafsiran al-Qur’an: Kajian Kritis Terhadap Ayat-Ayat Yang Beredaksi Mirip.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Mardan, al-Qur’an Sebuah Pengantar . Ciputat: Mazhab Ciputat, 2010.
Salim, Abd. Muin, Mardan, Acmad Abu Bakar, Metodologi Penelitian Tafsi>r Maud{u>’i>. Yogyakarta: Pustaka al-Zikra, 2011.
Quraish Shihab dkk. Sejarah dan ‘Ulumu al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.
________. Kaidah Tafsir: Syarat, ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui Dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati, 2013.
comment 0 komentar