tuhan alangkah indahnya dia
hingga sajak-sajak puisiku takmampu melukisnya
kecantikanya membisukan waktuku
aku tenggelam dalam kecantikanya
salahkah sanubari
ini
jika aku anngap ia
bidadari yang terlahir ke bumi
dustakah panggilanku katakana dia sempurna
tuhan ampunilah dosa hamba
jiwa ini selalu tergoda
wajahnya yang selalu membisikan rayuan dalam hayalku.
Parasnya bagai belah yang mengiris keindahan cinta
Dalam hati
Tatap matanya bagai mawar duri menusuk
Relung jantungku hingga luka menjadi cinta
Pagi, hidangkan
pandanya tentang kasih sayangku dengan sinarmu
Malam, mimpikanlah
tentang pujian rinduku dalam lelap tidurnya
Tuhan
Tak akan ada
dia tanpa namanya
Tak akan
berarti hidupku tanpanya
Aku mencintainya
Izinkanlah
takdirmu untuk dia
Mencintaiku
sehabis hujan tak ada lagi jejak
yang dulunya berbisik tentangmu kasih
tentang air mata yang
terpelihara, tentang lidah yang menjilat luka dan duka,
tentang ke angkuhan dan kemuakan
yang yang tertata, tentang rumahku,
inilah itu dia kasihku, setelah
kau berkabar terkapar di petikan ambisi dan emosi
memuntah
sajak-sajak ludah digerbang yang yang tak aku kenali dan aku
sebelum
kenal kau kasihku, akulah aku kasihku tak diaku
lalu kau
terkabur sebelum senja
dan
amat-amat kita sedbelum dewasa telah hilang susu bunda
benak air laut mulai memberontak
sertakan ombak yang
tak bersahabat, aku berlari dalam gua tuk
bersembunyi dari rasa kecew, rasa yang begitu pedih
dan rasa dikhianati.
Dalam hatiku
ku lukiskan lekukan alismu yang berparas putri salju
Dan senyuman
madumu mampu membungkamkan dan membuatku bisu
Aku
terdampar dalam samdra yang terbentang
Sedalam
mutiara dalam lautan
Anak-anak
kita setengah berusia berlarian kecil di pantai, lalu engkau
Smbunyi di gemuruh ombak, dan
aku hanyalah batu karang yang
Selalu kau hantam tanpa lelah,
anak-anak kita mengira inilah desir angin yang
Menyenengkan seruling semesta yang mesti merasa, kasih mari ita kembali
Dalam cinta dan kasih saying.

comment 0 komentar