Pesantren Anti Bhineka - Tempat Berbagi Ilmu

Pesantren Anti Bhineka

“Pesantren anti bhineka”

    Sebuah perbedaan sudah tertanam di setiap wilayah di dunia, seperti halnya Negara kita “INDONESIA” yang sudah menampung banyak perbedaan agama, bahasa, suku dan yang lainnya. Tapi untungnya perbedaan tersebut masih ada di bawah naungan undang-undang atau hukum-hukum yang di tetapkan di Negara Indonesia  itu sendiri. Sehingga perbedaan-perbedaan yang ada menjadi satu kesatuan yang berbuah kedamaian. Sesuai dengan semboyan Negara Indonesia yang berbunyi ”BHINEKA TUNGGAL IKA” yang berarti berbeda beda tetapi tetap satu.
       Tapi anehnya terkadang juga ada hokum-hukum yang masih pandang bulu kepada masyarakat. Misalnya ketika salah seorang pelanggar hokum merupakan orang besar, maka persidangan atas pelanggarannya berangsur-angsur  yang lumayan lamanya berbeda apabila tersangka itu hanya orang bawahan. Dia akan langsung di kenai pasal dan hukuman dalam Negara Indonesia sudah mulai mencari gara-gara.
     Padahal Indonesia mempunyai pancasila yang di gunakan sebagai dasar hukum. Bahkan pancasia sendiri yang memberikan landasan dalam sila-silanya. Sila ke 2 menjelaskan ”kemanusiaan yang adil dan beradab”  di susul sila ke 3 yang berbunyi “persatuan Indonesia’. Dan sila ke 5 sbagai sila terakhir yang juga berkata “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Tapi jika kenyataanya terbalik dengan landasan-landasan yang di cetuskan dalam pancasila. Kenapa Indonesia masih ada…? Kenapa Indonesia masih kokoh menjadi Negara….?
      Tahukah kalian ..? jika sebenarnya di Indonesia masih ada sebagian wilayah yang memegang teguh semboyan Indonesia dan mengamalkan undang-undang yang ada di Indonesia. Wiayah itu adalah kawasan  yang berada dalam pagar-pagar alas yang tertancap menerobos bumi, yang sudah biasa kita sebut PESANTREN.  Di pesantren juga ada sebuah perbedaan. Kenapa tidak..? sebagian santri yang mondok di pesantren itu dating dari daerah yang berbeda kabupaten, beda provinsi, bahkan ada yang berbeda  pulau. Sehingga suku dan budaya asli merekapun juga pasti berbeda. Tapi mereka juga memiiki satu kesamaan yang memberantas semua perbedaan tersebut . persamaan yang menjadikan mereka lebih dari saudara. Ya…, mereka semua muslim yang tentunya juga menganut  agama yang sama(islam). Dan persatuan di pesantren ini sesuai dengan firman Allah dala surah AL-hujarat ayat 10:
انماالمؤمنؤن اخؤة فاء صلحؤا بين اخؤيكم ؤاتقؤاالله لعلكم ترحمؤن) 10  (          
Aryinya: “ sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (QS. Alhujarat 49:10).
   Selain itu, keamaan di pesantren juga bisa di katakana 100% bijak. Karena tidak santri yang dapat dispensasi jika sudah melanggar undang-undang pesantren. Entah itu anak pengusaha, anak raja, atau bahkan anak presiden pun tidak akan meleburkan hukuman atas pelanggarannya. Sebab, pesantren menurunkan derajat orang besar dan mengangkat derajat orang bawahan. Sehingga semua derajat santri pondok pesantren terpukul rata. Dengan kebiasaan seperti itu, pesantren mampu menciptakan kader-kader anak bangsa khususnya dari kaum sarungan yang mampu mengayomi semua prbedaan. Baik itu di pesantren atau di luar dunia pesantren.
     Dari berbagai fakta yang telah di paparkan. Tanpa kita sadari kekuatan dan kekokohan sebuah Negara ada dalam kawasan bumi suci pesantren. Yang tak pernah memandang sebelah mata terhadap perbedaan. Maka dari itu, kita yang masih memakai mahkota bertulis SANTRI, harus menjaga dan melestarikan kebiasaan tersebut. Hingga kita bisa katakana pada dunia bahwa pesantrn anti bhineka.

#king of EXPERIA
(shohibul kahfi)

XII IPA A