Putra Rahman
DANA 1,5 TRILIUN & KETUA UMUM YANG "GOBLOK"
Dana 1,5 Triliun itu bukan jumlah yang sedikit, apalagi
tidak semua ormas mendapatkan (dipercaya untuk mengelolanya). Karena melibatkan
salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia dan dipolitisasi sehingga
menimbulkan kecemburuan yang akhirnya menjadi bola liar yang cukup panas.
Di sini saya tidak akan membahas soal keributan tersebut,
sebab untuk perkara yang sekrusial itu, sudah ada yang lebih ahli. Saya hanya
akan membahas soal "KEGOBLOKAN" Sang ketua umum ormas Islam tersebut
dan jumlah uangnya yang 1,5 Triliun itu.
Bayangkan!
Untuk menjadi ketua umum itu pasti harus pintar bin cerdas.
Lah ini kok ada ketua umum dari ormas Islam terbesar di Indonesia namun
"GUOBLOK"nya luar biasa. Saya ingat betul, dalam suatu ceramah dan
banyak beredar di Youtube, serta di-share ribuan kali di sosmed yang isinya
pernyataan dari sang ketua umum bahwa "SEMAKIN PANJANG JENGGOT, MAKA
SEMAKIN GOBLOK". Bukankah sang ketua umum ormas Islam terbesar di
Indonesia ini tidak berjenggot!? Tapi kenapa masih "GOBLOK"?
Apa ini tidak memalukan warganya? Jika ketua umumnya saja
"GOBLOK", lantas bagaimana dengan warga yang mengikutinya???
Apa tidak ada warga yang mengingatkan "KEGOBLOKAN"
ketua umum?
Jika tidak ada yang berani mengingatkan dengan alasan inilah
itulah, maka saya katakan warga yang mengikutinya itu jelas lebih
"goblok".
Pak ketua umum yang terhormat, saya ajak anda untuk berpikir
secara sehat!
Gunakan dengan maksimal otak anda supaya pintar!
Dengan uang sebanyak 1,5 Triliun maka anda bisa pergi ke
berbagai belahan dunia. Bahkan jika disimpan di bank, dan cuma ambil bunganya
per bulan saja sudah sangat cukup untuk menghidupi keluarga besar anda. Jika
bunga bank 1% saja maka anda akan mendapatkan 15 Miliar/bulan. Itu jika
disimpan saja di bank. Tapi alangkah bagusnya jika uang 1,5 Triliun itu anda
investasikan, ehm… Lebih tepatnya, anda mencoba menjadi financial planner.
Dengan uang 1,5 Triliun, maka hal pertama yang harus anda
lakukan adalah membeli aset untuk anda dan keluarga. Bagaimanapun, keluarga
adalah nomor satu.Karenanya, penting untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
Maka, dari 1,5 Triliun itu, gunakan 100 miliarnya untuk keluarga, dengan
rincian 95 miliar untuk membeli rumah, mobil, sawah, kebun, dan modal usaha
untuk anak, istri, serta cucu. Sedangkan yang 5 miliar dibagikan ke sanak
keluarga yang lain, seperti sepupu, keponakan, paman, bibi, dan yang lainnya.
Nah masih ada sisa 1,4 Triliun.
Selanjutnya, buatlah perusahaan untuk diri sendiri. Saya
rasa uang 200 miliar dari sisa 1,4 triliun itu sudah cukup untuk membuat aneka
usaha. Ingat ya, harus aneka usaha, jangan hanya satu usaha, sebab jika yang
satu bangkrut, maka anda masih punya cadangan di usaha yang lain. Ini sebagai
ikhtiar agar uang yang anda punya bisa terus berputar dan berkesinambungan.
Buatlah usaha konveksi Islam Nusantara, Masakan Nusantara,
persewaan tenda & sound system Nusantara, rias pengantin & kosmetik
Nusantara, Suplier sembako Nusantara (terutama kuasai beras, sayur, dan
daging), cetak sablon dan souvenir Nusantara, dan aneka-aneka usaha berlabel
Nusantara lainnya. Mengapa Nusantara? Sebab dengan 200 miliar, bukan hal susah
untuk membangun usaha yang punya cabang di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Eh
omong-omong, jumlah provinsi di Indonesia masih 33 apa sudah nambah sih?
Kini masih ada sisa 1,2 triliun. Nah, dari sisa ini, gunakan
200 miliarnya untuk menyumbang fakir miskin dan anak yatim.Ingat, harta yang
anda peroleh tidak sepenuhnya milik anda, sebagian darinya adalah hak fakir
miskin.Sumbangan 200 miliar ini tentu sifatnya fleksibel, bisa dalam bentuk
sembako, bantuan tunai, pembiayaan sekolah, atau modal usaha.Bebas, terserah
anda, karena anda yang punya duit kok.Saya hanya memandu dan mengarahkan.Sekarang
sisa 1 triliun. Langkah selanjutnya, gunakan 300 miliar untuk proyek-proyek
jariyah yang pahalanya akan tetap mengalir walaupun anda sudah meninggal dunia.
Proyek jariyah ini bisa dalam bentuk membangun masjid dan
madrasah atau menyumbang pembangunan pesantren-pesantren yang membutuhkan biaya
pembangunan.Bisa juga dalam bentuk pembagian Quran, mukena, sarung, atau
sajadah kepada keluarga-keluarga yang mantap agamanya, namun kurang ekonominya.
Ingat, uang banyak belum tentu bisa membawa anda selamat di
akhirat nanti, kalau belum didukung dengan bekal jariyah yang mumpuni.
Dan sekarang masih sisa 700 miliar.Dengan uang ini anda bisa
menggunakan 200 miliar untuk proyek branding.Hal ini sangat penting, sebab ini
bisa menjadi bekal anda jika nanti ingin masuk ke dalam lingkaran
politik.Setidaknya anda sudah punya bekal.
Proyek branding ini bisa berupa pembentukan yayasan atas
nama anda sendiri, atau bisa dengan menyumbang kegiatan-kegiatan seni, budaya,
dan olahraga yang diadakan oleh komunitas, atau bisa juga digunakan untuk
membayar orang-orang untuk menulis buku yang bisa menaikkan nama anda, misal
buku “10 pengusaha sembako paling berpengaruh di Indonesia” di mana nanti nama
anda masuk dalam daftar. Bukankah ini akan menjadikan melejit pamor nama anda?
Masih ada sisa 500 miliar.
Nah, sisa 500 miliar ini bisa anda gunakan untuk hal yang
kelak bisa sangat menguntungkan bagi anda, yaitu mengakuisisi situs Resmi ormas
yang anda pimpin.
Sebagai situs so-called-aktivis-progresif, situs resmi ormas
yang anda pimpin itu punya pengaruh besar dalam dunia percaturan nasional.Ia
punya kapasitas yang baik dan mumpuni sebagai senjata untuk menaikkan pamor dan
kharisma seseorang.
Nah, untuk saat ini, estimasi harga situs resmi ormas yang
anda pimpin sebenarnya adalah 530 miliar. Tapi berhubung anda sebagai ketua
umumnya, maka pastinya segenap jajaran direksi tentu akan dengan senang hati
memberikan deal di angka 500 miliar.
Duit habis, tapi keluarga anda bahagia, anda punya usaha,
didoakan oleh ribuan fakir miskin dan anak yatim, punya stok amal jariyah,
punya nama besar, pengaruh, dan elektabilitas yang kuat, dan yang paling
penting, punya situs dengan jutaan pembaca. Itu belum doa dan dukungan dari
jutaan umat yang bergabung dan loyal terhadapa ormas yang anda pimpin. Sungguh
betapa hidup terasa sangat mudah dengan uang 1,5 triliun. Namun kenapa ketua
umum ormas Islam terbesar di Indonesia malah lebih memikirkan umat (rakyat)
daripada memikirkan diri sendiri?Bukankah ini suatu kesempatan yang baik untuk
menjadi kaya?Mengapa tidak menggunakan kesempatan, selagi menjabat ketua umum,
maka digunakan untuk memperkaya diri, dan tidak perlu mengurusi ekonomi
warga.Mereka mau kaya atau miskin itu terserah, tak perlu anda pikirkan. Uang
1,5 Triliun daripada untuk meningkatkan ekonomi rakyat, lebih baik untuk diri
sendiri. Jadilah orang yang "SMART", jangan jadi orang
"GOBLOK"!
NU alias Nahdlatul Ulama, dibawah komando KH. Said Aqil
Siraj telah dipercaya oleh pemerintah dengan mendapatkan bantuan senilai 1,5
Triliun guna peningkatan ekonomi rakyat. Karena pemerintah tahu bahwa NU
memiliki potensi besar dalam perekonomian Nasional.Bahkan Rais Aam PBNU KH
Ma'ruf Amin juga sudah mengingatkan para pengurus dan kiai kultural NU untuk
turut berperan dalam menggerakkan ekonomi umat.
"Kini saatnya para kiai menggerakkan ekonomi umat. Mari
bung, rebut kembali! Ekonomi umat ini kita gerakkan, dengan menegakkan prinsip
atta'awun, prinsip saling bantu membantu. Yang ekonominya kuat harus membantu
yang lemah.Membantu dengan tanpa harus mengambil untung, karena untungnya
diberikan kepada umat semua.Nanti ketika gerakan ini berjalan, semua akan
memperoleh manfaatnya."Begitu pesan Rais Aam PBNU.
Prinsip saling membantu itu, bisa dimulai melalui program
kemitraan.Dengan melibatkan atau membuat sendiri waralaba yang berjejaring ke
seluruh pelosok negeri.
Negara dan para pengusaha di tingkat nasional maupun
pemerintah daerah bisa dilibatkan. Karena gerakan ekonomi umat itu, akan
meningkatkan ekonomi kerakyatan.
NU bertanggung jawab dalam meningkatkan ekonomi
masyarakat.Karena mayoritas warga NU adalah dari kalangan mustadafin (ekonomi
bawah).
Ini bukan lagi ajakan.Ini adalah intruksi Rais Amm PBNU,
karena berkaitan mas’uliyah ummatan, dan mas’uliyah wathoniyah, tanggung jawab
keumatan, dan tanggung jawab kebangsaan, dan satu lagi, ini merupakan juga
tanggung jawab sejarah.
Karena NU bukan hanya berjuang untuk kemerdekaan RI, tapi NU
adalah bagian dari pendiri NKRI.Karena itu ketika ada yang mengancam umat,
mengancam bangsa ini dari sisi kedaulatan maupun sisi ekonomi, NU harus
bertindak.Karena NU adalah pendiri dan pemegang saham di NKRI.Sebagai pendiri
NKRI, warga NU wajib hukumnya kita membela negara.
Di samping itu, mayoritas warga NU juga dari kalangan
Mustadh'afin.Maka NU perlu menggalakkan program penguatan ekonomi umat.Karena
seperti dalam hadits Nabi, bahwa kemiskinan bisa menyebabkan pada
kekafiran.Maka pengurus NU harus berpikir dan bergerak mencari solusi agar umat
mampu bangkit dari kemiskinan. Agar umat tidak mudah diiming-imingi oleh harta,
untuk menukar aqidah an-nahdliyah ke aqidah lain yang bisa mengancam NU, bahkan
mengancam keutuhan NKRI.
comment 0 komentar