DANA 1,5 TRILIUN & KETUA UMUM YANG "GOBLOK" - Tempat Berbagi Ilmu

DANA 1,5 TRILIUN & KETUA UMUM YANG "GOBLOK"



Putra Rahman

29 Juli pukul 18:50
DANA 1,5 TRILIUN & KETUA UMUM YANG "GOBLOK"
Dana 1,5 Triliun itu bukan jumlah yang sedikit, apalagi tidak semua ormas mendapatkan (dipercaya untuk mengelolanya). Karena melibatkan salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia dan dipolitisasi sehingga menimbulkan kecemburuan yang akhirnya menjadi bola liar yang cukup panas.
Di sini saya tidak akan membahas soal keributan tersebut, sebab untuk perkara yang sekrusial itu, sudah ada yang lebih ahli. Saya hanya akan membahas soal "KEGOBLOKAN" Sang ketua umum ormas Islam tersebut dan jumlah uangnya yang 1,5 Triliun itu.
Bayangkan!
Untuk menjadi ketua umum itu pasti harus pintar bin cerdas. Lah ini kok ada ketua umum dari ormas Islam terbesar di Indonesia namun "GUOBLOK"nya luar biasa. Saya ingat betul, dalam suatu ceramah dan banyak beredar di Youtube, serta di-share ribuan kali di sosmed yang isinya pernyataan dari sang ketua umum bahwa "SEMAKIN PANJANG JENGGOT, MAKA SEMAKIN GOBLOK". Bukankah sang ketua umum ormas Islam terbesar di Indonesia ini tidak berjenggot!? Tapi kenapa masih "GOBLOK"?
Apa ini tidak memalukan warganya? Jika ketua umumnya saja "GOBLOK", lantas bagaimana dengan warga yang mengikutinya???
Apa tidak ada warga yang mengingatkan "KEGOBLOKAN" ketua umum?
Jika tidak ada yang berani mengingatkan dengan alasan inilah itulah, maka saya katakan warga yang mengikutinya itu jelas lebih "goblok".
Pak ketua umum yang terhormat, saya ajak anda untuk berpikir secara sehat!
Gunakan dengan maksimal otak anda supaya pintar!
Dengan uang sebanyak 1,5 Triliun maka anda bisa pergi ke berbagai belahan dunia. Bahkan jika disimpan di bank, dan cuma ambil bunganya per bulan saja sudah sangat cukup untuk menghidupi keluarga besar anda. Jika bunga bank 1% saja maka anda akan mendapatkan 15 Miliar/bulan. Itu jika disimpan saja di bank. Tapi alangkah bagusnya jika uang 1,5 Triliun itu anda investasikan, ehm… Lebih tepatnya, anda mencoba menjadi financial planner.
Dengan uang 1,5 Triliun, maka hal pertama yang harus anda lakukan adalah membeli aset untuk anda dan keluarga. Bagaimanapun, keluarga adalah nomor satu.Karenanya, penting untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Maka, dari 1,5 Triliun itu, gunakan 100 miliarnya untuk keluarga, dengan rincian 95 miliar untuk membeli rumah, mobil, sawah, kebun, dan modal usaha untuk anak, istri, serta cucu. Sedangkan yang 5 miliar dibagikan ke sanak keluarga yang lain, seperti sepupu, keponakan, paman, bibi, dan yang lainnya.
Nah masih ada sisa 1,4 Triliun.
Selanjutnya, buatlah perusahaan untuk diri sendiri. Saya rasa uang 200 miliar dari sisa 1,4 triliun itu sudah cukup untuk membuat aneka usaha. Ingat ya, harus aneka usaha, jangan hanya satu usaha, sebab jika yang satu bangkrut, maka anda masih punya cadangan di usaha yang lain. Ini sebagai ikhtiar agar uang yang anda punya bisa terus berputar dan berkesinambungan.
Buatlah usaha konveksi Islam Nusantara, Masakan Nusantara, persewaan tenda & sound system Nusantara, rias pengantin & kosmetik Nusantara, Suplier sembako Nusantara (terutama kuasai beras, sayur, dan daging), cetak sablon dan souvenir Nusantara, dan aneka-aneka usaha berlabel Nusantara lainnya. Mengapa Nusantara? Sebab dengan 200 miliar, bukan hal susah untuk membangun usaha yang punya cabang di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Eh omong-omong, jumlah provinsi di Indonesia masih 33 apa sudah nambah sih?
Kini masih ada sisa 1,2 triliun. Nah, dari sisa ini, gunakan 200 miliarnya untuk menyumbang fakir miskin dan anak yatim.Ingat, harta yang anda peroleh tidak sepenuhnya milik anda, sebagian darinya adalah hak fakir miskin.Sumbangan 200 miliar ini tentu sifatnya fleksibel, bisa dalam bentuk sembako, bantuan tunai, pembiayaan sekolah, atau modal usaha.Bebas, terserah anda, karena anda yang punya duit kok.Saya hanya memandu dan mengarahkan.Sekarang sisa 1 triliun. Langkah selanjutnya, gunakan 300 miliar untuk proyek-proyek jariyah yang pahalanya akan tetap mengalir walaupun anda sudah meninggal dunia.
Proyek jariyah ini bisa dalam bentuk membangun masjid dan madrasah atau menyumbang pembangunan pesantren-pesantren yang membutuhkan biaya pembangunan.Bisa juga dalam bentuk pembagian Quran, mukena, sarung, atau sajadah kepada keluarga-keluarga yang mantap agamanya, namun kurang ekonominya.
Ingat, uang banyak belum tentu bisa membawa anda selamat di akhirat nanti, kalau belum didukung dengan bekal jariyah yang mumpuni.
Dan sekarang masih sisa 700 miliar.Dengan uang ini anda bisa menggunakan 200 miliar untuk proyek branding.Hal ini sangat penting, sebab ini bisa menjadi bekal anda jika nanti ingin masuk ke dalam lingkaran politik.Setidaknya anda sudah punya bekal.
Proyek branding ini bisa berupa pembentukan yayasan atas nama anda sendiri, atau bisa dengan menyumbang kegiatan-kegiatan seni, budaya, dan olahraga yang diadakan oleh komunitas, atau bisa juga digunakan untuk membayar orang-orang untuk menulis buku yang bisa menaikkan nama anda, misal buku “10 pengusaha sembako paling berpengaruh di Indonesia” di mana nanti nama anda masuk dalam daftar. Bukankah ini akan menjadikan melejit pamor nama anda?
Masih ada sisa 500 miliar.
Nah, sisa 500 miliar ini bisa anda gunakan untuk hal yang kelak bisa sangat menguntungkan bagi anda, yaitu mengakuisisi situs Resmi ormas yang anda pimpin.
Sebagai situs so-called-aktivis-progresif, situs resmi ormas yang anda pimpin itu punya pengaruh besar dalam dunia percaturan nasional.Ia punya kapasitas yang baik dan mumpuni sebagai senjata untuk menaikkan pamor dan kharisma seseorang.
Nah, untuk saat ini, estimasi harga situs resmi ormas yang anda pimpin sebenarnya adalah 530 miliar. Tapi berhubung anda sebagai ketua umumnya, maka pastinya segenap jajaran direksi tentu akan dengan senang hati memberikan deal di angka 500 miliar.
Duit habis, tapi keluarga anda bahagia, anda punya usaha, didoakan oleh ribuan fakir miskin dan anak yatim, punya stok amal jariyah, punya nama besar, pengaruh, dan elektabilitas yang kuat, dan yang paling penting, punya situs dengan jutaan pembaca. Itu belum doa dan dukungan dari jutaan umat yang bergabung dan loyal terhadapa ormas yang anda pimpin. Sungguh betapa hidup terasa sangat mudah dengan uang 1,5 triliun. Namun kenapa ketua umum ormas Islam terbesar di Indonesia malah lebih memikirkan umat (rakyat) daripada memikirkan diri sendiri?Bukankah ini suatu kesempatan yang baik untuk menjadi kaya?Mengapa tidak menggunakan kesempatan, selagi menjabat ketua umum, maka digunakan untuk memperkaya diri, dan tidak perlu mengurusi ekonomi warga.Mereka mau kaya atau miskin itu terserah, tak perlu anda pikirkan. Uang 1,5 Triliun daripada untuk meningkatkan ekonomi rakyat, lebih baik untuk diri sendiri. Jadilah orang yang "SMART", jangan jadi orang "GOBLOK"!
NU alias Nahdlatul Ulama, dibawah komando KH. Said Aqil Siraj telah dipercaya oleh pemerintah dengan mendapatkan bantuan senilai 1,5 Triliun guna peningkatan ekonomi rakyat. Karena pemerintah tahu bahwa NU memiliki potensi besar dalam perekonomian Nasional.Bahkan Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin juga sudah mengingatkan para pengurus dan kiai kultural NU untuk turut berperan dalam menggerakkan ekonomi umat.
"Kini saatnya para kiai menggerakkan ekonomi umat. Mari bung, rebut kembali! Ekonomi umat ini kita gerakkan, dengan menegakkan prinsip atta'awun, prinsip saling bantu membantu. Yang ekonominya kuat harus membantu yang lemah.Membantu dengan tanpa harus mengambil untung, karena untungnya diberikan kepada umat semua.Nanti ketika gerakan ini berjalan, semua akan memperoleh manfaatnya."Begitu pesan Rais Aam PBNU.
Prinsip saling membantu itu, bisa dimulai melalui program kemitraan.Dengan melibatkan atau membuat sendiri waralaba yang berjejaring ke seluruh pelosok negeri.
Negara dan para pengusaha di tingkat nasional maupun pemerintah daerah bisa dilibatkan. Karena gerakan ekonomi umat itu, akan meningkatkan ekonomi kerakyatan.
NU bertanggung jawab dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.Karena mayoritas warga NU adalah dari kalangan mustadafin (ekonomi bawah).
Ini bukan lagi ajakan.Ini adalah intruksi Rais Amm PBNU, karena berkaitan mas’uliyah ummatan, dan mas’uliyah wathoniyah, tanggung jawab keumatan, dan tanggung jawab kebangsaan, dan satu lagi, ini merupakan juga tanggung jawab sejarah.
Karena NU bukan hanya berjuang untuk kemerdekaan RI, tapi NU adalah bagian dari pendiri NKRI.Karena itu ketika ada yang mengancam umat, mengancam bangsa ini dari sisi kedaulatan maupun sisi ekonomi, NU harus bertindak.Karena NU adalah pendiri dan pemegang saham di NKRI.Sebagai pendiri NKRI, warga NU wajib hukumnya kita membela negara.
Di samping itu, mayoritas warga NU juga dari kalangan Mustadh'afin.Maka NU perlu menggalakkan program penguatan ekonomi umat.Karena seperti dalam hadits Nabi, bahwa kemiskinan bisa menyebabkan pada kekafiran.Maka pengurus NU harus berpikir dan bergerak mencari solusi agar umat mampu bangkit dari kemiskinan. Agar umat tidak mudah diiming-imingi oleh harta, untuk menukar aqidah an-nahdliyah ke aqidah lain yang bisa mengancam NU, bahkan mengancam keutuhan NKRI.
Pekalongan, 29 Juli 2017. 18:49 WIB